Yogyakarta (23/01) - Jumlah penumpang di Bandar Udara Internasional Adisutjipto
Yogyakarta sudah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat
dibandingkan daya tampung terminalnya yang hanya 1,2 juta orang
pertahun. Arus penumpang yang begitu deras, tidak bisa ditahan, sehingga
harus ada peningkatan kapasitas penumpang. Diantaranya dengan
memperluas terminal dan menambah parkir pesawat yang segera
dioperasionalkan pada pertengahan tahun 2015.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Adisutjipto Andi G Wirson mengatakan tren penumpang angkutan udara di DIY pada awal tahun ini cenderung dikisaran rata-rata 7.000 penumpang di terminal kedatangan dan 7.000 orang di terminal keberangkatan. Jumlah penerbangan pada awal tahun ini mencapai 140 kali penerbangan baik untuk keberangkatan maupun kedatangan yang dilayani 10 maskapai penerbangan. "Kapasitas penumpang atau daya tampung terminal di Bandara Adisutjipto sebenarnya hanya 1,2 juta penumpang per tahun dan kini telah mencapai 5,8 juta penumpang. Bandara Adisutjipto sudah kelebihan penumpang hingga 5 kali lipat, tetapi tahun ini kita sedang membangun terminal internasional baru seluas 6.000 meter persegi dan satu parkir pesawat yang akan difungsikan pada pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson.
"Saat Ini jumlah penumpang total rata-rata 14 ribu per hari sudah dinilai melebihi kapasitas. Mengingat dengan keterbatasan bandara militer milik TNI AU tersebut diperlukan perluasan atau pemindahan karena daya tampung sudah berlebihan, Adanya terminal baru tersebut khusus untuk terminal internasional untuk mengurai antrean penumpang sesuai standar internasional" Tambah Andi. "Nantinya perluasan terminal tunggu ini diharapkan bisa menampung hingga 20 persen dari jumlah penumpang internasional dengan lima kali jam terbang per harinya yang dilayani maskapai AirAsia, Silk Air dan Nam Air. Kita akan menambah parkir pesawat dan terminal serta masih ada 'slot time' yang bisa dimanfaatkan maskapai komersial terutama di malam hari mulai pukul 20,00 ke atas bisa ditambah," ungkapnya.
Meskipun sudah overload, namun slot time penerbangan di DIY masih bisa
dibuka karena maskapai penerbangan menganggap DIY sebagai penghubung
untuk pergi kemana-mana baik ke Indonesia Timur untuk menghindari
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soeta) yang kepadatan lalu lintas
udaranya sangat tinggi. Mengenai legalitas rute penerbangan yang melewati Yogyakarta, Districk Manager Airnav Yogyakarta, Nono Suharyadi disela acara silaturahmi Lanud
Adistujipto dengan Pers, mengemukakan semuanya legal. Namun diingatkan,
sukses penerbangan tak lepas dari peran tiga pihak, yakni AirNav yang
melakukan pengaturan udara, PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto dan
TNI AU.
Terkait cuaca buruk yang akhir-akhir ini terjadi, Andi G Wirson mengakui
memang sangat berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas udara di
Bandara Adisutjipto. Namun dirinya menegaskan sebenarnya tidak ada
keterlambatan penerbangan dari Bandara Adisutjipto, namun penundaan
tersebut disebabkan dari penerbangan yang menuju ke DIY sehingga pada
akhirnya menyebabkan penerbangan delay. Penyebab delay dari penerbangan
yang datang itu karena keterlambatan terbang dari bandara asal,
kepadatan lalu lintas udara di bandara asal dan mengantre mendarat, di
Bandara Adisutjipto. (Dhika, Sumber : Kedaulatan Rakyat)